Postingan ini didedikasikan untuk gitar. Sebuah alat musik yang paling mainstream dan udah ada sejak ratusan tahun yang lalu.

Nggak deng, lebih tepatnya cuma mau bahas tentang aku dan gitarku yang kalo dipikir-pikir, aku bangga juga pernah memilikinya.

img

Ini adalah gitar pertamaku yang aku foto bulan Mei kemarin. Udah buluk dan gak bakal bisa dipake lagi. Gitar murah. Kayunya bengkok karena gak kuat menahan senarnya sendiri. Kalo dipaksain dipake, mungkin suaranya bukan "jreng" lagi, tapi, "jangan mainin gua lagi bangsat, gak liat gua udah sekarat?".

Ada cerita menarik ketika aku memutuskan untuk beli gitar itu. Dasarnya adalah, tentu karena aku yang suka banget denger musik, dan sesekali berfikir, "kapan ya aku bisa main alat musik? belajar dimana ya? kapan punya uang yang cukup untuk beli gitar atau nggak ukulele aja deh?"

Balik ke tahun 2014 saat usiaku masih 11 tahun. Aku sangat mengidolakan Sungha Jung, seorang gitaris dari korea yang terkenal karena coveran fingerstyle gitarnya di youtube. Waktu itu aku belum memiliki laptop atau hp untuk menontonnya di youtube. Tapi waktu itu, aku lagi candunya main warnet di daerah simpang kampus metro. Biasanya disana waktuku dihabiskan untuk main game PB, ngeblog, dan ngeyoutube.

Suatu hari, aku tidak sengaja menonton salah satu video gitar Sungha Jung yang meng-cover lagu klasik, Canon Rock. Aku benar-benar sangat kagum melihatnya waktu itu.

Beberapa hari setelah itu, aku kembali ke warnet dengan membawa HP nokia ku. Ditengah ramainya warnet, aku setel kembali video gitar itu lalu ku rekam dengan hp. Aku melakukan itu hanya karena ingin mendengar lagu itu lebih sering tanpa harus ke warnet. Karena waktu itu, hp nokia ku dulu gak bisa buka internet dan download lagu. Waktu itu warnet lagi ramai banget. Aku sampai harus merekam selama 3 menit berkali-kali karena kadang terganggu oleh suara berisik dan kata-kata jorok.

Setelah berhasil mendapat rekamannya (walau sebenarnya masih terganggu oleh suara latar warnet), aku pulang dan gak henti-hentinya mendengar lagu itu setiap jam, setiap hari. Aku membayangkan, betapa kerennya jika aku bisa main gitar dan meng-cover lagu-lagu yang aku suka.

Tapi... Aku tidak punya gitar. Terakhir kali aku main dan belajar gitar adalah ketika sepupuku meninggalkan gitarnya yang rusak di rumah, dan aku hanya bisa memainkan lagu "indo es krim enak" dengan genjrengan yang ngasal dan tanpa mencet kunci apa-apa.

Suatu malam, aku mengambil hp blackberry gemini papaku diam-diam. Langsung kubuka kamera, ku setel rekaman gitar yang aku rekam di warnet waktu itu, ku ambil sapu ijuk, dan kurekam diriku sendiri seolah-olah sedang memainkan melodi gitar yang keren itu.

Masih kedengeran banget suara berisiknya warnet di rekaman itu. Walau begitu, aku tetap merasa keren hahhaaha.

---

Lanjut ke awal tahun 2016. Waktu itu aku kelas 1 SMP. Di SMP, aku makin mengenal musik lebih dalam lagi karena banyak sekali teman-teman yang pinter mainin alat musik piano, gitar ataupun drum. Aku punya teman cowok yang jago banget main gitarnya. Namanya Hafizh. Dia ikut les musik dan aku sangat terinspirasi dengannya. Lebih lagi, dia selalu menggunakan skill gitarnya itu untuk ngedeketin cewek satu angkatan ataupun kakak kelas. Setiap melihatnya, aku hanya berfikir, "kerenn anjir".

Waktu itu di sekolah ada acara perkemahan. Dia membawa gitarnya dan saat itu, kita tidur di ruangan yang sama. Aku bertanya kepadanya, "eh, ajarin gua dong main gitar. coba mainin satu lagu dong". Dia kembali bertanya kepadaku, "mau lagu apa? dari E ya?". Aku kembali bertanya lagi, "maksud nya E apaan? gak paham". Lalu dia langsung mainin lagu dan nunjukin skill nya itu. Aku pikir, "sialan, bukannya ngajarin malah pamer. giliran cewek aja baru diajarin pelan-pelan.".

---

Aku lupa kapan, tapi masih di tahun yang sama. Temanku di komunitas catur, Wahyu, tiba-tiba datang ke rumahku membawa gitar yang baru dia beli. Disana, dia langsung mainin lagu "Mimpi Yang Sempurna" dari band Peterpan.

Aku melihatnya sambil tersenyum. Aku bertanya, "itu gimana caranya?"

"Yaelah, gini doang, em, c, g, d diulang-ulang terus"

Aku minta diajarin soal cara memegang kunci gitar dengan benar. Dia mengajari aku. Waktu itu aku merasa belajar gitar lebih sulit dari yang aku kira.

"ini gimana sih, susah banget. senarnya kepencet terus. pindah kuncinya susah banget. sama sakit banget ni tangan megang senarnya"

"ya emang gitu gar. tenang aja sesakit-sakitnya megang senar, gak akan berdarah kok. paling kapalan aja"

Belum selesai aku belajar, dia bilang harus pulang. Aku meminta jika sewaktu-waktu dia datang lagi supaya aku bisa lanjut belajar. Dia bilang "iya, gampang", tapi setalh itu dia gak pernah datang lagi.

---

Aku masih dengan harapan, "kapan ya punya uang yang cukup buat beli gitar?".

Orang tuaku boro-boro mau membelikan gitar, untuk bayar listrik aja masih kesulitan. Sampai aku memutuskan untuk berusaha ngumpulin uang untuk membelinya sendiri.

Akhir 2016, aku mulai mencari pekerjaan secara online sebagai programmer. Waktu itu aku sudah memiliki komputer notebook bekas kakakku. Walaupun kecil dan banyak kerusakan, aku berhasil menghasilkan sedikit uang dari laptop itu.

img

Singkat cerita, aku mendapat sebuah proyek untuk membangun sosial media untuk pesantren bernama The Temboro. Setiap malam minggu, ku sempatkan waktu begadang untuk bekerja. Selama beberapa bulan, aku berhasil mendapat 1 juta pertamaku dari sana.

![img](../images/Screenshot from 2022-07-01 19-46-03.png "img")

Dann... Uang itu aku pakai sebesar 300rb untuk membeli gitar. Itulah, gitar pertamaku.

---

Setiap hari aku terus berlatih supaya semakin lancar memainkannya. Lagu pertama yang aku pelajari adalah lagu Mimpi Yang Sempurna - Peterpan, lagu yang sama ketika Wahyu datang ke rumahku waktu itu.

Belajar gitar itu gak gampang. Apalagi pas awal-awal. Tidak ada yang bisa mengajariku disini, yang aku lakukan adalah belajar kunci pakai aplikasi Guitar Tuna dan ngikutin tutorial gitar di youtube. Itu adalah gitar murah dan senarnya sakit sekali. Senarnya gampang putus, dan kulit jariku sudah berkali-kali mengelupas karena sakit memainkannya. Tapi aku tetap menikmatinya karena aku sangat suka musik.

![img](../images/Screenshot from 20170804_165952.mp4.png "img")

img

Aku masih menyimpan beberapa rekaman ketika aku masih belajar bermain gitar dulu. Setelah aku dengar lagi, aaaa suara gitarnya jelek banget sumpah!

Dan padahal cuma genjreng kayak gini, tapi jari berasa disayat pisau tumpul.

Aku terus berlatih. Setiap pulang sekolah, aku pasti selalu memainkannya. Aku mulai lancar memegang kunci gitar (walaupun sakit), dan juga mulai bisa memindahkan kunci dengan lancar. Seiring berjalannya waktu, aku semakin mengerti soal pola nada dan tempo di gitar. Salah satu pencapaian terbesarku saat itu adalah bisa memainkan lagu Love Yourself nya Justin Bieber secara fingerstyle (walaupun masih pake chord dasar).

---

Aku mulai PD memainkan gitar di sekolah. Mencoba pamer ke teman-teman dan meminta komentarnya. Aku ingat lagu yang dulu sering aku mainkan adalah all of me, beauty and a beat, faded, alone, that should be me, semua tentang kita, cinta dan rahasia, ruang rindu dan masih banyak lagi. Beberapa temanku bertanya, "udah berapa lama belajar gitar?". Aku bilang, "baru 3 bulan". Mereka bertanya lagi keheranan, "kok cepet banget belajarnya langsung bisa lagu ini?". Wuih, langsung rasa pd meningkat, serasa udah siap konser di The Great American Music Hall. Padahal mah masih dasar banget chordnya.

---

Pertengahan tahun 2017, gitar pertamaku semakin rusak. Lama kelamaan, gagangnya membengkok karena tidak kuat menahan senar. Kayunya lemah banget. Yah.. Namanya juga gitar murah. Gitar itu semakin sakit untuk dimainkan karena senarnya makin naik. Sampai suatu waktu, aku lupa kapan, aku sudah tidak pernah memainkannya lagi. Mulai saat itu, aku sudah jarang sekali memainkan gitar.

---

Hari-hari setelah itu, Wahyu kembali datang ke rumahku. Kita ngobrol sedikit hal dan aku bilang kepadanya kalau aku sudah bisa main gitar. Dia masih gak percaya dan dia mengajakku ke rumahnya untuk membuktikannya menggunakan gitar dia. Aku kemudian memainkan beberapa lagu untuknya. Dan lucunya, respon dia adalah..

"gilaa kok bisa? kok lu tau fingerstyle? ajarin gua si gar gar gimana caranya jarilu cepet banget"

Aku bisa melihat setiap aku main, dia sangat antusias melihat jariku. Aku selalu ketawa ketika dia memohon minta diajari.

Setelah itu, dia punya ide untuk mengajakku ikut bersamanya ngamen di taman. Aku cukup tertarik karena ini bisa jadi pengalaman baru untukku. Tengah malam, aku pergi dari rumah dan kita jalan ke taman. Di taman, kita mulai ngamen dan lagi-lagi, lagunya adalah Mimpi Yang Sempurna - Peterpan.

img

Aku dan Wahyu sehabis ngamen, 2017

Kita dapat sedikit uang dari hasil ngamen. Sempet diganggu anak punk juga. Katanya kita ngamen di wilayah yang salah. Hampir aja gitarnya mau diambil ama mereka.

---

Berbulan-bulan kemudian, aku akhirnya berhasil mendapatkan gitar baru. Namun aku tidak membelinya. Aku senang sekali karena aku diberi hadiah dari guru konselingku sebuah gitar akustik-elektrik. Hal itu dikarenakan sebelumnya dia pernah berjanji kalau nilai semester 1 kelas 9 ku lebih dari angka 85 atau 86 atau 87 aku lupa, aku akan dihadiahi gitar. Aku berhasil mendapat nilai yang diminta dan guruku menepati janjinya. Aku diberi gitar yang bagus sekali.

Gitar itu masih kumiliki sampai sekarang. Dari gitar itu, aku mulai bereksperimen beberapa musik. Mulai dari membuat instrumen looping, dan menggabungkannya dengan harmonika.

Dari gitar itu, aku mulai sering merekam beberapa lagu yang baru aku pelajari. Dari beberapa rekaman itu, aku bisa membandingkan perkembangan skill ku dari dulu sampai sekarang.

---

Gitar adalah alat musik pertama yang aku punya dan aku pelajari. Dengan gitar, aku paham soal nada, oktaf, tempo, dan rasa soal musik. Dengan gitar, untuk pertama kalinya aku membuatkan lagu untuk orang yang aku suka, walaupun tidak jadi aku sampaikan di hari ulang tahunnya karena suatu masalah.

Aku masih akan terus mempelajari alat musik ini dan bereksperimen lebih jauh lagi.