Ini adalah bulan ramadhan yang gua jalani pertama kali di Bali. Ramadhan adalah bulan yang selalu gua tunggu di setiap hari menjelangnya. Gua suka rindu sama suasananya, ngabuburit, sahur, main, dan masih banyak lagi. Tapi gua tau kalau gua gak akan mengalami suasana itu di Bali. Gak ada suara masjid yang mengingatkan waktu imsak atau bahkan untuk adzan. Gak ada keluarga dan saudara untuk buka puasa bareng dan sahur bareng. Gak ada teman untuk diajak ngabuburit dan main setiap hari.

2 April 2022, malam pertama ramadhan, gua dan beberapa teman berencana camping di Danau Tamblingan, salah satu dari 2 danau kembar di Bali. Perkemahan ini bukan dalam rangka menyambut ramadhan, tapi karena ini udah direncanakan sejak lama. Gua kira, camping kita akan bertepatan di hari pertama puasa. Ternyata hasil sidang isbat memutuskan untuk berpuasa keesokan harinya.

Malam sebelum berangkat, gua diajak Kak Rani untuk beli beberapa bahan makanan untuk camping besok. Setelah semua lengkap, gua diajak makan di kosan nya. Gak lama dari itu, Kak Iosi dateng bawain kompor. Besoknya, semua yang lain dateng bawa mobil sewaan. Kita pergi berangkat menuju danau kurang lebih 1 jam setengah.

Sampai sana, kita langsung bikin tenda.

Image

Di sana gak begitu terlalu dingin. Tapi semakin malam, suhunya semakin dingin dan semua alas dan tikar berembun. Gw shalat maghrib agak telat karena berbagai situasi. Akhirnya gua jamak bersama shalat isya. Sehabis itu, kita melaksanakan shalat tarawih. Tarawih pertama gua di bali, berada tepat di bibir danau dengan tikar yang basah.

Kita membuat api unggun dan ngobrol sampai larut malam.

Image

Malam itu, gua takjub ngeliat banyak banget bintang. Ini adalah pemandangan luar biasa yang pernah gua rasain juga pas mendaki Gunung Sindoro di Jawa Tengah. Setiap melihat bintang, selalu tumbuh banyak pertanyaan dalam kepala gua.

Image

Image

Selama di tenda, gua sangat sangat gak bisa tidur. Gua tahu harus sahur besoknya. Suhu yang dingin ditambah banyak hal yang dipikirin. Gua gk tau, kenapa susah banget stop mikirin sesuatu yang gak perlu. Gua cuma keluar, duduk, denger musik, dan menatap bintang-bintang yang semakin banyak. Gua gak tidur sampai waktu sahur tiba. Dengan makanan seadanya, dan alat makan seadanya. Gua dan yang lain masak mie instan pakai kompor yang cuma satu. Suhu sekitar sangat dingin, tapi suasana selalu menghangatkan.

Selesai dari itu, gua shalat subuh di tenda, karena diluar tikar udah basah semua. Sampai jam 5.45 pagi, gua ngeliat sunrise di depan danau. Matahari terbit gak terlalu keliatan karena ketutupan bukit di depan. Tapi cahayanya dan kabutnya kelihatan sangat bagus. Danau Tamblingan memang tempat yang sangat bagus untuk camping.