Minggu lalu, aku kecelakaan motor.

Hari itu, aku berencana ke salah satu air terjun terkenal di Bali, Tukad Cepung Waterfall. Semua bermula karena rasa takut dan stress ku belakangan ini. Malam sebelumnya, aku sedang belajar untuk persiapan sertifikasi. Aku menerima telepon, ah.. lagi lagi masalah keluarga. Aku benar-benar langsung gak mood belajar, menutup laptop, lalu pulang ke kos. Berharap besoknya bisa segera pergi ke air terjun.

Aku berangkat pagi-pagi menyusul temanku di kosannya. Kita akan pergi ke air terjun berdua. Dia lengkap dengan action camera nya yang di-mounting di helm. Setelah semua siap, kita langsung berangkat. Perjalanan akan memakan waktu 1 jam 20 menit dan kita akan menggunakan google maps selama perjalanan.

Sudah setengah perjalanan. Saat itu aku melaju ngebut sekali. Ini aneh, tapi entah kenapa saat itu aku merasakan firasat bahwa hal buruk akan terjadi kepadaku. Gak biasanya aku lupa berdoa ketika akan melakukan perjalanan jauh. Karena timbul firasat itu, aku langsung berdoa.

Gak lama dari itu, entah aku memikirkan apa, aku tiba-tiba melihat orang dengan sepeda yang sedang nyebrang. Ini semua karena faktor meleng, ngebut, dan pikiran yang kosong. Aku kaget dan langsung membelokan motorku ke kiri. Memang salah orang dengan sepeda itu menyebrang tanpa lihat ke belakang, tetapi seandainya aku gak ngebut dan gak meleng, kecelakaan itu sebenarnya bisa dihindari.

Untung saja aku bisa menghindari orang itu, tapi sayangnya, aku masih menyenggol sepeda itu dan aku terjatuh. Aku jatuh ketiban motor, lalu terseret aspal sejauh +- 10 meter. Ketika sedang terseret aspal, aku benar-benar masih sadar. Aku gak bisa apa-apa selain menunggu badanku berhenti sambil berkata dalam hati, "kok bisa? kok bisa? kok bisa?"

Aku mencoba bangun tapi gak bisa, kakiku masih terjepit. Ketika temanku mengangkat motorku, aku langsung keluar dan berjalan menuju trotoar dan duduk. Aku hanya duduk dan menggeleng-gelengkan kepala sampai salah satu warga menghampiriku dan menyuruhku membuka helm. Dia bertanya-tanya soal aku tinggal dimana dan aku asalnya dari mana.

Aku melihat jaket, baju, dan celanaku robek parah. Ada rasa sakit di otot betis dan banyak sekali luka di badan, kaki, dan tanganku. Yang aku rasakan saat itu bukannya perih atau sedih. Aku justru kesal, sangking kesalnya sampai tertawa dan hanya berkata, "nice, bagus!!" 🙄. Sudah bisa kutebak apa yang akan terjadi selanjutnya. Rumah sakit, rasa perih di setiap luka, ngerepotin orang, dan berjalan pincang.

Temanku berfikir untuk membawaku ke UGD di rs terdekat. Dia membantuku menitipkan motor ke rumah warga dekat lokasi kecelakaan. Di saat temanku membantuku, aku hanya melihat badanku yang luka-luka. Aku sempat merekamnya dengan hp ku yang bawahnya pecah.

Aku sampai di UGD. Dokter segera menolongku membersihkan luka. Wah.. perih sekali rasanya.

---

Jujur, satu minggu belakangan ini adalah minggu yang berat. Aku gak bisa ngapa-ngapain selain rebahan di kasur. Di hari kecelakaan, aku masih bisa berjalan. Hari-hari berikutnya, rasanya semakin lemas, sakit, perih, pusing, mual, mau muntah. Untuk shalat, aku terpaksa tayamum dengan meraih debu di tembok. Aku hanya bisa menggerakan tangan kanan dan kaki kanan saja.

Aku cuma bisa melihat obat yang banyak itu sambil berfikir gimana caranya aku mengkonsumsinya dan mengganti perbannya. Aku tertidur. Di tengah malam aku terbangun dengan banyaknya cairan keluar dari luka yang membasahi perban. Terkadang sampai mengalir keluar.

Besoknya, aku mencoba berjalan ke kamar mandi dengan satu kaki, dan memakan makanan yang aku order dari gofood. Waahh perih bangett. Setiap berdiri, rasanya semua luka di badan, tangan, dan kakiku berdenyut. Waktu itu, aku selalu teriak dan merintih kesakitan setiap kali berdiri.

Aku tahu tidak akan ada orang yang ada untukku disini. Aku jauh dari rumah. Aku harus bisa mengurus diri sendiri. Setiap aku kesakitan, aku berusaha meyakinkan diriku dengan bilang, "i'm ok, aku gak papa, aku sehat".

Setelah itu, hari demi hari, banyak orang yang menjengukku. Temanku, sampai orang-orang kantor datang membawa makanan dan vitamin. Bahkan ada yang bersedia untuk mengantarku ke rumah sakit untuk mengganti perban. Aku benar-benar bersyukur karena memiliki orang-orang sekitar yang baik disini, yang mau membantuku.

Sampai hari ini, aku sudah mulai merasa baikan. Aku bisa berjalan sedikit normal. Sudah bisa mandi lagi setelah hampir seminggu bertahan dengan bau badan yang naudzubillah. Sudah bisa kerja dan menulis. Sudah bisa wudhu meski ibadahnya masih duduk di kasur.

---

Adanya kejadian ini tentunya membuatku sangat mensyukuri beberapa hal. Aku termasuk orang yang sangat beruntung karena kejadian ini bisa saja lebih parah.

Aku bersyukur karena motorku tidak jatuh ke kanan. Karena bisa saja aku tertimpah knalpot yang panas dalam waktu lama.

Aku bersyukur karena aku memakai helm dengan benar ketika kecelakaan. Karena melihat kondisi helmku, sebenarnya bisa saja wajahku hancur dan pingsan seketika kalau aku tidak memakainya.

Aku bersyukur karena badanku yang parah hanya bagian kiri sehingga aku masih bisa melakukan aktivitas sedikit. Aku benar-benar tidak bisa apa-apa jika bagian kanan terluka juga.

Aku bersyukur karena memiliki teman yang baik, yang mau membantuku, yang selalu menanyakan keadaanku di kondisi aku yang benar-benar sendirian. Aku tidak akan melupakan orang-orang itu.

image

image