Kembali Ke Bali
Sekarang jam 13:27 WIB. Aku menulis ini di mushola Bandara Soekarno-Hatta. Saat ini sedang menunggu pesawat transit, boarding jam 14:30 seharusnya. Aku akan kembali ke Bali setelah 2 minggu berada di Lampung.
Liburanku kali ini bertepatan di akhir bulan ramadhan, sampai minggu depan setelah lebaran. Walaupun hari-hari terakhir berpuasa, tetapi senang rasanya bisa sahur bersama, buka bersama, dan mendengar adzan dan tadarus lagi. Karena di Bali, gak terdengar sama sekali. Dan juga, puasaku di Bali agak kacau dengan berkali-kali tidak sahur. Tapi walau begitu, aku senang karena bisa melaksanakan puasa tahun ini tanpa bolong alias full.
---
Ini tidak seperti yang aku ekspektasikan bahwa mudik ke Lampung akan menjadi hal yang sangat membosankan. Justru aku melakukan banyak hal. Buka puasa bersama, berlebaran bertemu saudara, pergi ke pantai di Kalianda bersama teman-teman, 2 kali nonton bioskop dengan teman-teman, silaturahmi ke rumah guruku dulu, mendaki gunung seminung di sumatera selatan, mengunjungi beberapa tempat yang aku rindukan di Metro, juga nongkrong dan ngobrol bersama teman-temanku yang sekarang memiliki karir hebat.
Bali memberikan sesuatu yang baru dalam karakterku, tentang bagaimana memanusiakan manusia, dan bersosialisasi dengan baik. Di Metro, aku menemukan beberapa hal yang menjadi tamparan keras untuk diriku sendiri. Aku mendapat banyak nasihat dari teman-teman, guru, dan dengan memperhatikan lingkungan sekitar. Jujur saja, pengelihatanku soal baik dan buruk agak membingungkan akhir-akhir ini. Terkadang sulit membedakannya. Aku seperti merasa berjalan dengan mata tertutup dan berfikir bahwa aku hanya berjalan lurus ke depan. Nyatanya, aku hanya mengikuti kemana angin mendorongku. Konklusi dari pengalaman di Lampung selama 2 minggu terakhir ini menyadarkanku bahwa yang aku lakukan hanyalah menjaga keseimbangan, bukan berjalan lurus.
Saat ini aku benar-benar tidak tahu harus apa dan kemana. Aku melakukan semuanya yang aku tidak tahu hal itu bisa di-consider sebagai hal yang baik atau buruk. Kebiasaan yang sudah lama aku tinggalkan, sekarang aku lakukan lagi. Tidak ada lagi barier, tidak ada lagi yang bisa memberiku pengelihatan tentang dimana batasan itu berada dan seberapa dekat aku dengannya.
Mungkin saja kebingungan ini adalah satu langkah kecil ke depan. Aku hanya berharap segera di beri jawaban.