Mualaf
Aku gak bisa mengekspresikan betapa bersyukur dan terharunya aku hari ini. Aku sedang duduk di mc donald, scrolling makanan di aplikasinya untuk sahur besok. Lalu aku mendapat pesan video dari teman belandaku, Chris. Aku fokus menonton video itu sampai pada moment aku tersadar bahwa aku hampir saja menangis. Dia berada di masjid, dikelilingi beberapa orang, berjabat tangan dengan ustad. Dia secara resmi seorang muslim sekarang.
Ini bukan hanya jawaban yang dia dapatkan. Ini juga sebuah jawaban untukku, untuk merefleksikan diri dan semua pertanyaan yang telah aku tanyakan dan ragukan tentang diriku sendiri dan agama. Ya, aku sangat bingung tentang hal ini akhir-akhir ini.
Namun setiap aku mencoba untuk mengubah arah kepada hal yang tidak aku mengerti, aku merasa ada sesuatu yang selalu memanduku ke arah yang tepat dan lurus. Apakah ini takdir?
Aku bisa saja bertemu dia disaat dia suka mabuk, mengkonsumsi narkoba, melakukan sex, dan hal buruk lainnya. Aku pikir dengan bertemu dengannya, aku akan terjerumus kepada hal-hal itu. Namun, aku malah bertemu dengannya disaat dia sedang mulai fokus mempelajari agama islam, yang membuatku ikutan belajar juga. Karenanya, aku kenal dengan teman dari singapura yang mana sangat strict tentang islam dan mengajarkanku banyak hal sampai sekarang.
Sebesar apapun usahaku untuk menjauh dari agama, sesulit apapun aku mengubah arah, seingin apapun hasratku untuk mencoba, lagi-lagi aku selalu jatuh kedalam islam.