Hari itu kita bertemu lagi. Tapi kali ini, bukanlah sebuah hal yang disengaja. Apa yang terjadi denganmu? Kenapa kamu menjauh dan berharap kita tidak bertatap? Tidakkah ingat bagaimana beratnya perasaanmu ketika aku akan pergi ke Bali? Atau sedihnya kamu di perpisahan terakhir kita di Bandung?

Tidakkah kamu ingat, tepat di bundaran taman itu aku mengungkapkan perasaanku secara langsung kepadamu? Tidakkah kamu ingat, tahun kemarin, tepat ditempat ini aku habiskan waktuku denganmu setelah berkeliling kota seharian, sebelum pada akhirnya aku pergi meninggalkan kota ini selama hampir satu tahun?

Aku sadar sudah berkali-kali tuhan mempertemukan kita disaat diantara kita mencoba saling menjauh, termasuk di taman kota waktu itu. Namun kamu terlihat seakan kamu lupa atas apa yang telah kita lalui. Kamu adalah asing. Kamu tidak pernah memikirkan secara serius tentang dampak dan tujuan perkataanmu kepadaku dulu.

Saat itu aku tidak melihatmu sebagai orang yang sama. Kamu yang kulihat waktu itu adalah orang yang sedang membohongi diri sendiri, berusaha yakin atas segala doktrin yang kamu terima, berusaha 'gak papa' untuk menenangkan dirimu sendiri.

"Mencoba mengubah rasa peduli"? Apa itu? Dimana? Aku tidak melihat ataupun merasakannya. Yang kurasa adalah sebaliknya. Apakah saat ini kamu sedang berfikir bahwa kamu adalah tokoh utama di dunia yang luas ini?