Sudah sangat jarang aku mengupdate tulisan di blog ini. Tanpa sadar, tulisan di catatan singkat ku sudah membludak dan tidak pernah aku taruh lagi di blog ini. Termasuk pengalaman pentingku sepanjang tahun kemarin yang sebenarnya ingin aku dokumentasikan menjadi sebuah tulisan panjang di blog ini. Namun, entah kenapa, aku tidak pernah menemukan mood yang tepat untuk menulis itu selain menikmatinya dan menjadikannya pengalaman pribadiku.

Namun di tulisan ini, sepertinya aku akan merekap semua cerita itu secara singkat disini,

Januari 2022, Motoran Sendirian Dari Bali ke Jakarta

Awal tahun 2022 dimulai dengan rasa puas kepada diriku sendiri karena aku berhasil riding dari Kuta, Bali ke Monas, Jakarta. Perjalanan ini didasari oleh gairah dan rasa penasaranku tentang batasan diri untuk mencoba traveling dengan cara yang tidak pernah aku lakukan sebelumnya. Ditambah lagi, aku dapat libur selama 2 minggu dari kantor yang tidak akan bisa dipakai untuk tahun depan. Saat aku memutuskan untuk membeli motor pertamaku di bulan agustus 2021, aku memilih CB150R, yang waktu itu aku pikir akan keren jika aku bisa membawa motor semi moge itu ke pulau jawa, walau itu hanya pikiran nekatku saja. Tapi ternyata, aku benar-benar melakukannya 4 bulan kemudian.

Sebelum memulai perjalanan panjang itu, aku mendapat banyak sekali hambatan. 2 minggu sebelum keberangkatan, hp Oppo ku yang sudah kupersiapkan sebagai penunjuk arah, pecah dilindas mobil dan motor di jalan raya karena meleset dari kantong celanaku.

Image

Beruntungnya, Kak Raesa, HR manager kantorku, bersedia untuk meminjamkan Iphone 7 lama nya untukku. Walaupun baterainya sudah sangat bocor, tapi powerbank kapasitas 10.000Mah akan cukup membantu.

Aku memulai perjalanan selama 1 minggu dengan rute Banyuwangi, Pasuruan, Mojokerto, Madiun, Klaten, Yogya, Kebumen, Tasikmalaya, Bandung, Karawang, Bekasi, Jakarta.

Image

Aku berhenti di penginapan di Mojokerto selama 1 malam, lalu lanjut ke kontrakan kakakku di Jogja selama 2 malam. Di Bandung, aku memutuskan untuk stay selama 2 malam, karena waktu itu juga aku memutuskan untuk pergi bertemu dengan perempuan yang sangat aku cintai sebelum hubungan itu berakhir 2 bulan kemudian.

Perjalanan dari Bali ke Jakarta mengajarkanku banyak sekali hal berharga.

November 2022, Pertama Kali Ke Luar Negeri

Dari aku kecil, aku mempunyai impian besar untuk bisa pergi ke luar negeri. Bulan November 2022, aku mewujudkannya. Aku sempat bingung untuk pergi kemana setelah dengan uang yang sudah aku kumpulkan ini. Jujur, aku tidak peduli akan pergi ke negara mana. Tujuanku ke luar negeri untuk pertama kali ini adalah untuk merasakan feel menjadi orang asing di negara tempatku berada, dimana aku jadi satu-satunya orang yang tidak mengerti bahasa mereka.

Aku baru saja mendapat pasport pertamaku dan masih belum tahu mau kemana. Suatu malam, aku membuka aplikasi Soul, salah satu aplikasi random call yang aku gunakan untuk belajar bahasa inggris selama lebih dari 1 tahun sebelumnya. Disana, aku sering sekali bertemu dengan orang Mesir, Cina, dan Vietnam. Aku berfikir, mungkin Vietnam bisa menjadi opsi yang menarik.

Di setiap percakapanku dengan orang Vietnam di aplikasi itu, aku selalu bilang bahwa kemungkinan aku akan traveling ke Vietnam. Aku terus mencari teman dengan harapan bisa bertemu nanti di sana. Atau setidaknya aku minta untuk diajari bahasa Vietnam supaya aku tidak kena scam di sana nanti haha.

Sampai aku bertemu dengan satu orang yang memantapkan tekad ku untuk segera book tiket ke Vietnam. Thu Trang, orang yang tinggal di Ho Chi Minh City, salah satu kota besar di Vietnam. Dia dengan senang hati mau menemani perjalananku di kotanya walaupun dia selalu bilang bahwa walaupun tinggal lama di HCMC, dia juga belum tau terlalu banyak. Jadi kita akan menjadi sesama turis di kota itu. Beruntungnya, dia sangat lancar berbahasa Indonesia karena dia kuliah jurusan budaya timur, dan dia mengambil bahasa Indonesia sebagai jurusan utamanya selama 4 tahun. Sekarang, dia bekerja di perusahaan Indonesia, PT. Orang Tua Group, cabang Vietnam. Dia juga sering menjadi penerjemah dari bahasa Vietnam ke bahasa Indonesia, dan sebaliknya, di tempat dia bekerja.

Aku langsung mantap untuk memesan tiket ke Vietnam. Ketika sedang mencari tiket yang cocok, pikiranku tertuju pada satu ide menarik. Aku tahu 1 minggu adalah waktu yang singkat untuk explore negara. Oleh karena itu, aku ingin menikmati dan meraih tempat sebanyak yang aku bisa. Aku book tiket pesawat pergi ke HCMC, dan pesan tiket pulang dari Hanoi, yang mana sebenarnya jarak kedua kota itu adalah 32 jam (naik kereta). Jadi, misiku ketika sampai HCMC, aku harus melakukan perjalanan selama itu agar bisa pulang ke Bali. Ketika pesan tiket pulang, aku memilih untuk transit di Singapura selama 23 jam. Hal itu aku manfaatkan untuk bisa mengunjungi 2 negara pertamaku dalam satu minggu.

Sesampainya di Vietnam, aku langsung pergi menuju hostel dan aku bertemu dengan Thu Trang untuk pertama kalinya. Ah, aku sangat beruntung bertemu dengannya. Bahasa inggris sangat tidak berguna di Vietnam. Adanya dia sangat membantuku untuk berkomunikasi dengan semua orang disana. Aku menghabiskan hampir 3 hari pertamaku di HCMC bersamanya. Kita pergi ke pasar, museum, restoran, dan ke sungai saigon naik water bus.

Aku lupa hari ke berapa, waktu itu aku kehujanan ketika mencari masjid untuk shalat zuhur. Untungnya aku sampai tepat waktu sebelum hujannya makin deras. Aku terjebak di masjid itu bersama 1 orang marbot di sana. Selepas shalat, dia mengajak ngobrol aku dan aku bilang bahwa aku adalah turis dan hanya mengerti bahasa Inggris. Walau begitu, dia malah tetap berbicara bahasa Vietnam kepadaku. Dia menunjukanku al-quran terjemahan dalam bahasa Vietnam. Aku ngobrol dengannya selama hampir 1 jam karena masih terjebak hujan. Sampai ashar tiba, dia memintaku untuk adzan. Aku bertanya, seolah tidak percaya bolehkah?. Aku memintanya untuk mencontohkan nada adzan, takutnya ada perbedaan nada adzan di Indonesia dan di Vietnam. Ternyata sama. Dan hari itu menjadi adzan pertama dalam hidupku yang aku berikan di negara orang.

Hari terakhirku di HCMC, pagi itu aku mengunjungi Pink Church. Salah satu gereja paling terkenal di HCMC karena warna pinknya. Aku sampai pukul 11:55 siang, yang mana gereja itu tutup jam 12 siang dan akan buka lagi jam 2 siang. Tepat 5 menit setelahnya, aku langsung disuruh keluar oleh petugas karena gereja akan tutup. Baru beberapa saat setelah aku berada di pintu keluar, ada seorang perempuan baru sampai dan bertanya apakah dia bisa masuk. Aku menjelaskan ke dia bahwa gereja akan buka kembali jam 2 siang. Aku mengajaknya untuk jalan-jalan sembari menunggu tempat itu buka kembali.

Dia bernama Verre, perempuan asal Belanda yang sedang ikut event volunteer bersama temannya di south east asia. Kita pergi jalan-jalan ke taman tidak jauh dari sana. Dia menawarkan rokok lokal dari vietnam yang sangat berat. Aku mencobanya dan kita menghabiskan waktu berjalan-jalan di taman itu, kemudian pergi minum kopi, lalu ke cat cafe, dan kembali ke gereja.

Malamnya, Thu Trang mengajakku untuk pergi ke sungai saigon untuk naik water bus dan mencoba makanan ekstrim, telur bebek yang sudah ada janinnya. Aku lupa apa nama makanan itu haha. Dia berencana untuk mengajak rombongan teman kerjanya yang semuanya orang asli dari Vietnam. Akupun mengundang Verre untuk ikut dan ternyata dia bersedia dan akan mengajak teman belandanya 1 lagi.

Malam itu jadi malam yang berkesan untukku. Kita bertemu di pelabuhan dan berkenalan satu sama lain. Thu Trang dan temannya mengajakku untuk makan telur janin bebek itu setelah sampai ke seberang sungai. Disana, aku selalu duduk diantara Verre dan Thu Trang. Thu Trang sangat lancar berbahasa Indonesia, tapi dia tidak bisa bahasa inggris. Jadi untuk berkomunikasi satu sama lain, Thu Trang akan menerjemahkan bahasa Vietnam ke bahasa Indonesia, dan aku menerjemahkan bahasa Indonesia ke bahasa Inggris. Sempat terjadi chaos waktu itu karena 3 bahasa bersatu dalam satu event. Thu Trang malah sering keliru dengan ngomong bahasa Vietnam kepadaku dan aku malah ngomong bahasa inggris kepadanya.

Image

Setelah malam itu, besoknya, aku berangkat ke stasiun menuju kota Hanoi.

Aku naik kereta sleeper ketika baru masuk ke dalam kereta itu, akku berfikir sepertinya aku akan berada di kamar yang luas ini sendiri. Sampai ada satu bapak tua yang masuk. Dia membawa tongkat, kaki kirinya buntung. Aku sangat ingin bertanya kepadanya tentang apa yang telah terjadi, namun dia sama sekali gak bisa bahasa Inggris. Aku mencoba berbicara bahasa Vietnam yang baru aku pelajjari, dia malah semakin bingung. Akhirnya kita berdua di ruangan itu, hanya terdiam. Tapi dia sangat baik karena memberiku telur dan jeruk untuk sarapan.

Aku sampai di Hanoi sekitar jam 5 pagi dan berjalan menuju Hostel. Sampai di sana, aku tidak punya plan sama sekali. Aku putuskan untuk berjalan-jalan saja sekitar sana. Suhu di Hanoi lebih dingin daripada di HCMC. Dan ketika aku cek map, aku seolah tidak menyangka bahwa aku sudah berada di tempat sejauh ini. Sekitar 4 jam perjalanan menggunakan motor, aku sudah bisa sampai Cina.

Aku melaksanakan shalat jum'at di satu-satunya masjid di kota Hanoi. Disana, aku banyak bertemu orang Indonesia yang bekerja di Vietnam. Aku juga bertemu dan ngobrol dengan salah satu pengusaha dari mesir yang sudah lama tinggal di Hanoi.

Di Hanoi, aku bertemu dengan temanku, Minh Anh, yang aku kenal dari komunitas pertukaran bahasa. Sore itu, aku sedang belanja oleh-oleh dan dia menyusulku ke pasar itu sepulang kuliah. Dia mengajakku untuk mencoba Ca Phe Trung, minuman khas Vietnam berupa kopi yang dicampur putih telur mentah sebagai toping nya. Aku sudahh mencobanya ketika di HCMC dan aku sangat menyukainya. Aku ingin mencoba lagi di Hanoi.

Di kafe itu, aku bertemu dengan segerombolan orang pakai batik. Aku paham betul mereka dari Indonesia. Aku kemudian menyapa mereka dan mereka sangat senang bertemu dengan sesama orang Indonesia dan mengajakku untuk gabung di meja mereka. Mereka adalah orang dari Kementerian Industri Republik Indonesia, datang ke Hanoi untuk mengambil sampel kramik untuk di uji coba sesuai standar yang berlaku di Indonesia. Pak Bayu, salah satu orang dari instansi itu, cukup terkesan dengan ceritaku yang memutuskan untuk traveling sendiri di usia saat ini. Dia mengajakku jika sewaktu-waktu sedang main ke Bandung atau Cianjur, mampir ke rumahnya.

Minh Anh mengajakku jalan-jalan ke kuil di tengah danau paling terkenal di Hanoi. Di sana aku melihat banyak sekali bangunan antik dan banyak orang beribadah. Di Vietnam, aku sering sekali melihat orang-orang membakar uang di pinggir jalan. Aku berfikir itu pasti bukan uang asli. Ini sama persis dengan orang Bali yang selalu membakar dupa setiap pagi di depan rumah dan di setiap sudut persimpangan jalan. Di kuil itu, Minh Anh menjelaskan kepadaku bahwa orang-orang membakar uang dan emas palsu yang dipercaya bahwa itu akan mengirim uang dan emas itu ke akhirat sehingga kita bisa menjadi kaya di surga nanti.

Aku belajar banyak sekali sejarah ketika aku berada di Vietnam. Aku juga belajar banyak kultur baru, kebiasaan, dan kepercayaan orang disana. Tentang agama, komunisme, kapitalisme, dan perbedaan pandangan antara orang-orang di Vietnam Selatan dan Vietnam Utara.

Besoknya adalah hari terakhir aku berada di negara Vietnam. Aku pulang ke Bali dengan stay di Singapura terlebih dahulu selama 23 jam. Sampai di bandara, aku langsung disambut oleh Sabirah, teman dari Nurul. Nurul adalah pacar dari Kevin, yang mana Kevin adalah teman satu sekolahnya Chris, teman kerjaku dari Belanda. Ada juga Avisha, teman dari Chris.

Disana mereka ber-3 mengajakku jalan-jalan di pusat kota Singapura setelah aku menaruh barangku di Aljuneid. Kita makan bersama di salah satu food court di China Town. Sayang, Sabirah dan Avisha harus pulang duluan karena ada urusan. Kini hanya aku dan Nurul.

Nurul mengajakku untuk melihat patung Merlion dan membawaku ke ujung atas hotel paling ikonik di Singapura, Marina Bay Sands.

Kita ngobrol banyak sekali hal disana. Hal yang paling aku ingat ketika aku mendengarkan ilmu yang sangat menarik ketika berada di atas hotel. Selama 2 jam, aku hanya mendengarkan Nurul menjelaskan tentang satu kalimat "Laa Haula Wa Laa Quwwata Illa Billah". Ya, Nurul adalah perempuan melayu yang sangat pintar. Ranking 1 di seluruh angkatannya di NUS, memiliki banyak bakat, dan memiliki paham islam yang kuat.

Image

Aku pulang kembali ke hostel sekitar jam 2 pagi. Besok paginya, Sabirah mengajakku sarapan di restoran yang tidak jauh dari tempatku menggunakan MRT, lalu lanjut ke bandara. Aku bertemu kembali dengan Nurul di Jewel. Disana, Sabirah mentraktir kami gelato untuk bertiga. Haha terima kasih banyak Sabirah!

Waktu boarding sudah tiba, aku masuk ke gate bandara. Melihat lambaian tangan dari Nurul dan Sabirah, juga menandakan bahwa perjalanan pertamaku ke luar negeri ini telah selesai.

Februari 2023, Ke Jepang

Ketika aku baru pulang dari Vietnam, salah satu temanku, Kak Yoshua, sempat bertanya kepadaku kenapa aku tidak mengajaknya ke luar negeri juga. Aku waktu itu memang mau mencoba pengalaman ke luar negeri sendiri, mungkin nextnya aku bisa mengajak teman buat traveling bareng. Di saat itu juga, kami membuat rencana untuk pergi ke luar negeri bertiga. Aku, Kak Yoshua, dan Kak Faris.

Korea selatan, adalah negara tujuan yang kami rencanakan. Namun kami membatalkannya karena terhalang visa. Kami tidak tahu mau pergi kemana sebenarnya, akhirnya kami membuat 1 grup whatsapp dan me-list semua negara yang available bagi pasport indonesia tanpa persyaratan visa yang rumit.

Setelah dapat list, kami memilih random negara itu dengan bantuan spinning wheel, dan terpilihlah Jepang.

Karena keterbatasan hari libur, kami memutuskan untuk pergi ke Jepang selama 8 hari saja. Beruntungnya, selama kurang dari 14 hari, pergi ke Jepang tidak perlu membayar Visa, namun tetap memerlukan visa yang bernama Visa Waiver. Cukup mengajukannya ke kedutaan jepang di bali.

Ketika sedang membuat berbagai rencana dan persiapan, Kak Rani ikut gabung. Kami langsung set up meeting, cari tiket, dan penginapan.

Kami berhasil mendapat tiket dan akan berangkat pada satu setengah bulan setelahnya. Waktu yang cukup untuk mempersiapkan segala hal, termasuk upgrade pasport dan requiest visa waiver. Karena ternyata, pasport kami tidak ada yang elektronik dan Jepang mewajibkan itu. Kami juga mempersiapkan rencana perjalanan. Bulan februari, bulan keberangkatan kami, ternyata adalah peralihan musim dingin ke musim semi di Jepang. Kami juga musti mempersiapkan pakaian dingin. Selama satu setengah bulan itu juga, aku tak hentinya mempelajari rute kereta Jepang dari arah hostel yang sudah kami book. Sebenarnya adanya kereta Jepang benar-benar sangat memudahkan mobilitas. Tapi, saking banyaknya rute dan stasiun, membuatnya rumit untuk dipelajari.

Singkat cerita, waktu keberangkatan tiba. Kami sudah siap dengan semua hal. Rencana perjalanan, hotel, baju dingin, dan semua perlengkapan lainnya. Sampai di bandara, aku cukup kaget melihat perlengkapan teman-temanku yang semuanya memakai koper, sementara aku hanya membawa 2 tas backpack besar. Haha, ternyata masih tertanam di mindsetku bahwa perjalanan kali ini adalah traveling ala backpacker, bukan liburan.

April 2023, Pindah Kerjaan Ke Jakarta

Setelah bekerja selama 1 tahun 11 bulan di Bali, aku memutuskan secara nekat untuk mencari pengalaman baru di Jakarta. Aku diterima di salah satu perusahaan gaming terbesar di Asia Tenggara.

Terdengarnya kabarku resign ternyata membuat sedih beberapa orang di kantor. Aku memang merasa mereka adalah keluarga keduaku di Bali. Aku banyak sekali mendapat pelajaran dari dan banyak melalui susah dan senang dalam hidupku selama di Bali. Aku adalah anak paling muda yang bekerja di kantor, dan semua orang peduli kepadaku. Semua menganggapku adik mereka. Ketika aku kecelakaan, mereka yang menolong dan menjengukku. Ketika aku patah hati, mereka menyadari itu dan selalu menanyakan keadaanku. Mereka juga yang mengajakku jalan-jalan. Bekerja di kantor ini adalah salah satu keberuntungan yang sangat aku syukuri di awal karirku. Semua orang sangat baik, dan rasa kebaikan yang aku terima itu ingin aku salurkan ke orang lain dengan cara melakukan hal yang sama.

Keputusan untuk resign menjadi hal yang cukup berat dan lama untuk aku pikirkan. Aku antara harus memilih untuk stay di zona nyaman dan berada dalam kesenangan ini dan membiarkan usia mudaku yang kurang pengalaman ini selamanya, atau mencari pengalaman baru dan kembali menjadi survivor.

Setelah melalui berbagai pertimbangan, akhirnya aku memutuskan untuk mengirim surat resign ke HRD ku. HRD ku dengan menyesal melepasku untuk bekerja di tempat lain, tetapi juga mendoakan yang terbaik untukku. Begitupun aku, berharap yang terbaik untuk perusahaan.

Setelah 2 bulan notice period, akhirnya tiba saatnya aku meninggalkan kantor dan pergi ke Jakarta, tempat yang keras untuk mencari pengalaman baru. Di last speech, aku menerima banyak sekali candaan. Mereka mencoba membuatku menyesali keputusanku karena sudah meninggalkan Bali, haha.

"Goodluck ya di Jakarta. Semoga bisa dapet sunset yang bagus"
"Siap-siap di lay-off ya"
"Good luck ya gar, kamu gak bakal bisa nemuin temen-temen kantor kayak kita haha"

Aku hanya tertawa. Walau begitu, mereka memberiku banyak nasihat soal dunia kerja yang sebenarnya di Jakarta. Mereka mengharapkan semua yang terbaik untukku. Di last speechku, aku menyampaikan banyak terima kasih kepada HRD dan kedua bossku karena telah memberiku kesempatan. Adanya perusahaan ini sebagai perusahaan pertamaku sangat aku syukuri. Aku terharu ketika CEO ku bilang,

"Thank you for what you have done here, Tegar. Glad to see you grow from little kid, until you are a young man now."

Besoknya, aku mengundang semua orang di kantor untuk makan malam bersama. Disana semua orang hadir. Aku menerima banyak nasihat dan doa dari semuanya.

Image

Selepas dari acara makan malam, aku diajak bertemu dengan CTO ku. Kita bertemu di salah satu kedai ice cream gelato favoritnya. Aku ditraktir ice cream olehnya dan dia bilang kepadaku bahwa dia ingin mengucapkan selamat tinggal dengan cara yang lebih baik. Dia juga bilang kalau aku butuh sesuatu atau mentorship, cukup hubungi dia saja.

2 hari setelahnya, aku terbang ke Jakarta. Aku diantar ke bandara dengan 4 teman kantorku. Kita berfoto bersama, dan aku masuk ke gate bandara. Meninggalkan Bali kali ini sampai waktu yang belum ditentukan membekaskan perasaan aneh di hatiku. Aku akan merindukan semuanya.

Juli 2023, Masalah Di Kerjaan Baru

Minggu pertama di kerjaan baru, aku mengalami banyak sekali hambatan dan masalah. Terutama dengan jam kerja yang tidak sesuai dengan kontrak. Semua orang disini benar-benar workaholic! Mereka bisa bekerja dari jam 8 pagi sampai jam 10 malam. Hal itu karena tekanan dan senioritas yang ada di kantor ini, dimana semua orang yang pulang duluan sebelum atasan mereka pulang, maka akan disindir secara terang-terangan. Seperti aku yang waktu itu pulang jam 7 malam di hari ke-4 aku bekerja ketika kantor masih ramai, aku langsung dibentak oleh CPO ku di keramaian itu dan langsung dipanggil meeting 4 mata keesokan harinya.

Di meeting 4 mata itu, CPO ku meminta maaf karena telah membentakku. Lalu menjelaskan kultur kerja yang ada. Ada 2 poin yang aku ingat, ketika CPO ku menyampaikan kekurangan yang ada di dalam diriku. Aku kurang aktif, dan kurang inisiatif.

Kultur kerja disini adalah bekerja selama mungkin, dan aku merasa tidak ada apresiasi sama sekali. Aku terbangun setiap pagi dengan panik akan apa yang akan terjadi hari ini.

Hal ini membuat aku burnout setiap minggu. Aku mencoba menyeimbangkan semuanya, sampai aku rela pergi ke Jogjakarta selama 1 minggu untuk bertemu lead ku dengan ongkos transportasi dan penginapan sendiri. Tujuanku kesana adalah belajar dan menggali ilmu sebanyak mungkin dengan tim yang ada disana. Supaya aku bisa menyeimbangkan semuanya.

Di bulan ke-3, VP engineerku, menjadwalkan meeting untukku. Di meeting itu, dia menyampaikan permintaan maaf, kalau perusahaan ini tidak bisa melanjutkan kerja sama denganku. Aku akan di-cut 2 minggu dari sekarang. Alasannya, karena yang dibutuhkan oleh perusahaan saat ini, belum sesuai dengan apa yang bisa aku berikan. Hanya masalah timing, tidak ada masalah soal perilaku dan kepribadianku. Dia lalu meminta semua portofolioku supaya dibantu untuk merekomendasikan pekerjaan untukku.